Kamu yang terus berjalan kesana
Kamu yang meraba mimpi
Kamu yang merangkul relatifitas
Kamu yang tersenyum paksa
Kamu yang melahap momentum
Kamu yang berbisik "Andai bisa mati dua kali"
Kamu yang terlempar-lempar
Kamu yang mengukir sejarah
Kamu yang menulis memori
Kamu yang menyayat isi dahi
Kamu yang menutup mata
Kamu yang menikmati detik
Kamu yang terdiam ramai
Kamu yang menulis ini.