Dua Satu


langit abu-abu suram menguasai mata,
matahari tenggelam dalam gumpalan pedih
ia tak lagi bocah kecil,
ia tak lagi tersenyum mimpi,


luka menyayat dalam dahi,
ruang dan waktu berdetak tanpa laras,
ia lupa akan lupa,
ia terdiam tanpa solusi,


matanya lelah,
senyumnya kering,
tangannya meraih,
kemenangan berselisih satu,
bila iya, usai sudah harapan,
ia ingin berjalan tegak bukan merangkak.


amin