Hari ini gw lagi pusing bgt tentang masalah temen gw yg mesen mo bikin baju sama gw, gila satu hari ini gw cuma mikirin tetek bengek mslh itu yg smakin tidak jelas keputusannya.
otak gw rasanya sama seperti sedang minum cuka campur insto, absurd sekali.
Tapi karena hal itu jg gw akan bahas tentang kehidupan sosial yg semakin di kontrol oleh yg namanya uang.
Uang telah menggeser "papan sandang pangan" menjadi kebutuhan sekunder yg telah kita ketahui dari waktu SD adalah kebtuhun primer.
gimana cara mendapatkan "papan sandang pangan" klo ga punya uang?
beli pake bulu ketek?
Taik pedutlah dengan uang, gw sangat benci sekali dengan uang, uang itu seperti dajal bapaknya segala setan.
Waktu gw jalan jalan kedaerah jawa barat, gw menemukan seorang nenek nenek yg pekerjaannya bertani yg menurut gw itu adalah pekerjaan yg sangat berat.
Secepat kilat gw langsung menemukan bohlam diatas kepala gw dan mendapat beberapa pemikiran.
1. mungkin karena generasi muda sudah tidak ada yg berminat untuk jadi petani lagi dan lebih memilih nongol di tipi tipi dengan seribu gaya abstraknya.
2. kebutuhan hidup semakin meluas, semakin dikejar kejar oleh waktu dan semakin tidak ada ujungnya, berlaku untuk siapapun dan apapun pekerjaannya.
3. mungkin mereka ahli dlm hal bertani, tapi apa kita tidak menganggap keadaan tersebut sebagai keadaan yg ironis sekali untuk indonesia, bayangkan hampir 40% - 50% petani indonesia adalah seseorang yg kulitnya sudah seperti keripik basah.
Banyak sekali gw menemukan orang orang yg kehidupannya setiap hari ingin mendapatkan sesuatu yg baru, mencoba merasakan yg baru, dan penuh hasrat ingin meraih. itu sudah sangat mainstream sekali di kehidupan jakarta.
Tapi kalo kalian sedikit melirik ke arah yg kalian tak pernah rasakan, kalian akan menemukan banyak sekali orang orang yg kehidupan setiap harinya hanya untuk "bertahan",
bekerja keras untuk mendapatkan hal yg sama setiap hari, menunggu sesuatu yg tidak tahu kapan datangnya dan terus berharap bisa meraih yg baru.
Gw pernah menjumpai satu anak muda yg bisa dilihat dia berpenampilan kehidupan mainstrem jakarta, tapi gw kaget ternyata dia mengalami roda kehidupan yg gw sebut "bertahan" tadi.
Dulu dia sering menangis karena keadaan kehidupan dia dulu seperti penampilannya yg mainstream jakarta, tapi dalam sekejap hilang dan diharuskan untuk menjalani kehidupan yg "bertahan".
Sedikit ironis karena gw melihat sosok dirinya yg terus berbohong kepada teman teman dan orang orang disekitarnya, karena dia pernah bilang
"aah gw udah biasa yo ditinggalin,direndahin orang orang disekitar gw, karena ya wajar gw nyusahin. tapi dalem hati, gw ga mau yo"
Tapi sekarang gw seneng bisa liat dia lebih santai menjalani hari harinya, karena yg gw rasain dia belajar banyak dari pengalamannya.
Setelah melihat dan belajar dari kehidupan si anak muda diatas, gw jdi punya kesimpulan jg karakter sifat.
"Dimanapun kita berada dan siapapun orang yg kita temui apapun keadaan sosialnya, cobalah untuk memberikan yg terbaik setiap saat dengan penuh hormat."