Januari, bukan bulan yang saya harapkan lagi
tidak ada kata tahun baru, memulai yang baru
semua waktu yang pernah saya tempuh, berbondong-bondong menikam diri ini tak berdaya.
tuhan bagaikan tiada, ibu enggan mengenal anaknya,
bahkan ayah seperti tidak lagi hadir dalam bentuk memori angin.
kemanakah saya harus menangis? merintih?
tidak ada yang dapat dirubah selain melihatnya berkembang baik dan buruk,
tidak ada cara selain pasrah, meski tak ikhlas.
kini senyum seperti hampa, tetapi hati ini terus mendesak,
terus menggali kesunyian yang tak berdetak.
andai bunuh diri itu halal..
sekarang bertanya,
dimana keberuntungan tercipta?
Satrya Damarjati Notowidigdo